Mart Nila

Tidak hanya Syamsul dan keluarga, sejumlah ibu-ibu juga menikmati berkah Kampung Nila. Ria Nurayu Ani (44) dan Dede Aah (48), misalnya, mengolah ikan nila menjadi aneka produk, dari paket nasi liwet ikan nila, kerupuk, hingga es krim berbahan nila.
”Hari ini ada yang pesan tiga paket nasi liwet ikan nila. Besok ada sekitar 100 orang yang datang, termasuk Pak Bupati Ciamis dan Pak Dandim,” ujar Ria sembari mengulek sambal. Satu paket nasi liwet, berisi ikan nila, tempe, dan lalapan, bisa dinikmati lima orang.
Sebelum lahirnya Kampung Nila, Ria sibuk mengurus kebutuhan rumah tangga dan sesekali menjadi buruh tani. ”Sekarang, ibu-ibu jadi kenal orang ’atas’. Dulu, boro-boro ketemu bupati. Bapak camat saja enggak tahu. Bapak Gubernur (Ridwan Kamil) juga sudah ke sini,” ujarnya.
Sekitar 10 ibu rumah tangga setempat kini punya penghasilan tambahan. ”Yang paling penting, kami dapat pengalaman mengolah ikan nila. Kami juga ikut bazar, pelatihan, dan pameran UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah),” kata Dede.
Syamsul, Ria, dan Dede termasuk dalam 80 keluarga yang hidup dari Kampung Nila. Ada yang mengurus pemijahan, pembesaran, pengolahan, hingga pemasaran ikan nila. Tidak hanya di pasar, ikan nila dan produk olahannya juga tersedia di Nilamart.
Minimarket milik warga itu menyediakan oleh-oleh khas setempat. Warga dari banyak daerah kerap berkunjung ke Kampung Nila untuk menikmati nasi liwet tersebut.

Share